Senin, 06 Januari 2014

Cerpen

Hi, semua terima kasih telah mengunjungi blog saya. Semoga blog ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua. Walaupun blog ini tidak memiliki kelebihan dan banyak kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
Berikut ini adalah tampilan cerpen anak, selamat membaca !

Keprihatinan Seorang Anak

Velly adalah seorang anak perempuan yang berasal dari keluarga kaya raya. Ia dan keluarganya tinggal di Kota Medan. Velly merasa nyaman dan sangat senang berada di Kota Medan.
“Aku merasa sangat nyaman dan sangat senang berada di Kota Medan ,karena tempatnya yang bersih dan orang-orangnya sangat ramah” ujar Velly.
            Velly sangat ingin diperhatikan dan disayangi oleh kedua orang tuanya. Ibunya tidak pernah memperhatikan Velly. Ibunya adalah seorang wanita karir yang selalu mementingkan pekerjaanya, begitu pun dengan ayahnya yang selalu sibuk dengan pekerjaan di kantor. Dari kecil hingga sekarang Velly selalu dirawat oleh Bibi Rika. Velly selalu bercerita kepada Bibi Rika tentang kejadian dan peristiwa yang melibatkan dirinya sewaktu disekolah.
“Bibi tadi waktu disekolah temanku ulang tahun, ia di kerjain habis-habisan sampai nangis , lalu aku dan teman-temanku yang lain langsung memberikan kue ulang tahun kepadanya. Nama temanku itu Billy” kata Velly kepada Bibi Rika.
 “Velly, lain kali tidak boleh usil kepada temannya” jawab Bibi Rika setelah mendengar cerita Velly.
Velly merasa nyaman di dekat Bibi Rika , berbeda dengan kedua orang tuannya ia merasa jarak antara dirinya dengan ayah dan ibunya terasa jauh. Ibu dan ayahnya selalu pulang malam, sehingga tidak ada waktu untuk mereka berbagi cerita dengan Velly.
            Velly memiliki nama lengkap Vellyticya Callystya. Ia bersekolah di SMP Negeri 01 Kota Medan, tepatnya berada di  jalan Sisingamangaraja . Di sekolahnya  Velly  termasuk anak yang pintar dan berbakat dam memiliki banyak prestasi. Velly sangat menyukai pelajaran fisika, matematika dan bahasa Indonesia. Velly selalu mengikuti berbagai perlombaan di sekolahnya, terutama lomba baca puisi. Velly selalu menjuarai perlombaan tersebut, tetapi kedua orang tuannya tidak menghiraukan semua hal itu karena kesibukan ayah dan ibunya dikantor. Velly memiliki hobi bernyanyi , membaca dan berenang. Ia juga memiliki paras wajah yang cantik dan berkulit putih. Velly menjadi primadona di sekolahnya. Banyak teman lelakinya yang menyukainya. Tetapi , ia selalu menolak dan memilih untuk lebih fokus ke pelajaran dahulu.
            Velly pun pulang kerumah bersama supir pribadinya. Saat pulang ke rumah adalah saat yang paling tidak menyenangkan bagi Velly.
“Yah, sepi lagi. Hanya ada Bibi Rika dan Paman Darto di rumah” ujar Velly.
Di rumah , Velly selalu belajar dan membaca novel untuk menghabiskan hari-hari yang sunyi dan sepi di rumah.
“ Ding…Dong..”
Bel berbunyi , Velly bergegas membuka pintu rumah.
“Papa dan mama pulang , bagaimana keadaanmu Velly ?” tanya kedua orang tua Velly.
“Papa….. mama ….., keadaan ku baik-baik saja. Kenapa hari ini mama dan papa pulang cepat?” ujar Velly.
“Papa dan mama dipindah kerjakan di Kota Bengkulu. Maka dari itu , mama dan papa di minta pulang cepat untuk menyiapkan pakaian dan barang yang di butuhkan.” jawab kedua orang tua Velly.
“Jadi, kita akan tinggal di Kota Bengkulu . Aku tidak mau kesana , aku sudah merasa nyaman disini.” ucap Velly.
“Velly, mau tidak mau kita semua harus ke Bengkulu. Nanti disana kita akan tinggal di Perumahan Rafflesia.” jawab ibu Velly sambil menyiapkan baju yang akan dibawa.
“Baiklah aku setuju jika memang harus pergi kesana , jadi kapan kita akan pindah ke Kota Bengkulu?” Tanya Velly dengan nada terpaksa.
“Kita akan pindah ke Kota Bengkulu besok lusa,Velly” jawab ibu Velly.
Velly pun kembali ke kamarnya dan menyiapkan barang yang akan di bawa besok lusa.
            Disekolah Velly berpamitan dengan teman-temannya , guru dan orang yang ada di sekitarnya.
“ Kalian adalah teman-teman terbaik ku , mungkin besok aku sudah berangkat ke Kota Bengkulu Jadi aku ingin berpamitan kepada kalian semua.” ucap Velly dengan terpaksa.
“Sampai kapan kamu berada di Bengkulu?” tanya Shinta teman dekat Velly.
“Aku juga tidak tau , sepertinya sampai kedua orang tua ku menyelesaikan tugasnya di Bengkulu.” jawab Velly
Semua teman Velly merasa sedih karena Velly yang pindah sekolah ke Kota Bengkulu untuk bersama dengan orang tuanya yang pindah kerja ke Kota Bengkulu.
            Velly pun pulang ke rumah. Saat di perjalanan untuk pulang ke rumah Velly melihat-lihat Kota Medan yang akan ia tinggalkan dalam beberapa waktu, lewat jendela mobil.
Sesampainya di rumah, Velly mempersiapkan diri untuk berangkat ke Kota Bengkulu besok hari.
“Bibi, bagaimana suasana di Kota Bengkulu? ” tanya Velly kepada Bibi Rika.
“Bibi, juga kurang tau tentang Kota Bengkulu” jawab Bibi Rika.
Velly semakin penasaran dengan Kota Bengkulu, ia pun ingin mengetahui lebih banyak tentang Kota Bengkulu, walaupun harus terpaksa meninggalkan Kota Medan. Rasa penasaran Velly membuatnya ingin pergi melihat Kota Bengkulu.
            Akhirnya waktu untuk keluarga Velly meninggalkan Kota Medan pun tiba, mereka bergegas pergi ke Bandara Kuala Namo. Setelah chek in , mereka pun naik ke pesawat. Di dalam perjalanan menuju Bengkulu, perasaan Velly bercampur aduk.
“Orang-orang di Kota Bengkulu sikapnya gimana ya? Bagaimana keadaan orang-orang  disana ?” tanya Velly dalam hati.
            Akhirnya keluarga Velly sampai di Bandara Fatmawati setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Velly dan keluarganya bergegas menuju Perumahan Rafflesia untuk beristirahat setelah melewati perjalanan menuju Bengkulu. Di dalam perjalanan menuju Perumahan Rafflesia , ibu Velly melihat-lihat suasana dan keadaan orang yang ada di Bengkulu dan lingkungannya.
“ Velly, kamu jangan terlalu dekat dengan orang-orang yang ada di Bengkulu, apalagi pergi atau bermain di tempat yang banyak sampah. Dan jangan pernah mengikuti tingkah laku orang di Bengkulu ! “ perintah ibu Velly setelah melihat keadaan di Kota Bengkulu.
“ Memangnya kenapa pada tingkah laku mereka , bu ?” tanya Velly dengan nada bingung.
“ Velly, semua orang di Bengkulu ini omongan dan tindakannya pada kasar, pikiran mereka pendek dan juga bodoh, mereka juga sering membuang sampah sembarangan tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi.” jawab ibu Velly.
Velly hanya mengangguk mendengar perkataan ibunya, tetapi ia belum percaya sepenuhnya dengan perkataan ibunya. Velly ingin mencari tahu dan membuktikan kebenaran atas perkataan ibunya.
            Sesampainya di Perumahan Rafflesia , Velly dan keluarganya mengambil barang bawaan mereka di bagasi mobil untuk di bawa masuk ke dalam rumah mereka. Mereka pun beristirahat penuh untuk memulihkan energi mereka karena terkuras selama di perjalanan menuju  Bengkulu.
“Sekarang, kita beristirahat dulu di sini ! Nanti , kita akan mulai mencarikan sekolah yang cocok untuk kamu Velly” kata ibu Velly.
“Baiklah, bu “ jawab Velly.
            Setelah beristirahat, mereka menyusun pakaian mereka di lemari dan menata ruangan yang ada di dalam rumah tersebut. Mereka bergotong-royong  membersihkan dan merapikan rumah tersebut.
            Hari untuk mencari sekolah yang tepat untuk Velly pun tiba, pertama Velly dan keluarganya pergi untuk melihat-lihat keadaan di SMP Negeri 2 Kota Bengkulu. Velly merasa tidak kurang cocok berada di sana. Setelah itu, Velly pergi ke SMP 4 dan melihat-lihat metode pengajaran di SMP 4 Kota Bengkulu. Selanjutnya Velly dan keluarga melanjutkan perlajanan untuk mencari SMP yang tepat untuk Velly , akhirnya mereka berkunjung ke SMP Negeri 01 Kota Bengkulu. Setelah melihat keadaan dan cara-cara guru mengajar di SMP Negeri 01 Kota Bengkulu , Velly merasa bingung untuk memilih sekolah. Ia bingung, memilih SMP 4 atau SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Sampai pada ahkirnya Velly memilih untuk bersekolah di SMP Negeri 01 karena metode pengajaran yang bagus , lingkungan yang bersih dan kebutuhan pendidikan yang memadai. Velly pun di terima untuk bersekolah di SMP 01 Kota Bengkulu karena kecerdasannya.
            Hari pertama Velly untuk bersekolah pun tiba, Velly pun masuk ke dalam kelas dan memperkenalkan diri kepada teman-temannya.
            “ Hai, perkenalkan aku anak baru di SMP ini. Nama ku Vellyticya Callystya. Kamu  bisa memanggilku Velly “ kata Velly sambil mengulurkan tangannya.
            “ Hai Velly, nama ku Shelvy Valencya. Kamu bisa memanggilku Shelvy.” jawab Shelvy sambil berjabat tangan dengan Velly.
Shelvy pun memperkenalkan Velly kepada teman-temanya. Teman-teman Shelvy merasa senang berteman dengan Velly. Mereka pun bercanda tawa bersama, berbagi cerita tentang  pengalaman dan hobi mereka masing-masing. Mereka semakin akrab. Velly merasa senang dan nyaman berada di dekat mereka semua. Hingga pada akhirnya Velly teringat akan perkataan ibunya bahwa semua orang Bengkulu itu omongannya kasar. Ternyata itu tidak terdapat pada teman-teman Velly yang bersekolah di SMP Negeri 01 Kota Bengkulu. Di SMP Negeri 01, murid diajarkan untuk membuang dan memilah sampah dengan benar antara yang anorganik dan organik. Program Bang Sampah terus dijalankan demi terciptanya lingkungan yang bersih dan indah. Walaupun telah diajarkan masih ada juga murid yang nakal, mereka tidak menyadari akibat dari membuang sampah sembarangan.
            “ Teeettttt……….teeettttt…….”
Bel pulang sekolah berbunyi, murid-murid SMP Negeri 01 Kota Bengkulu bergegas untuk pulang ke rumah. Shelvy dan teman-temannya pulang ke rumah dengan angkutan kota. Pada hari pertama sekolah ibu Velly tidak ingat bahwa Velly pulang jam 03.00 sore. Sampai pada akhirnya Velly harus terpaksa pulang bersama Shelvy dan teman-temannya yang lain dengan angkutan kota tanpa sepengetahuan ibunya. Di dalam perjalanan menuju rumah Velly harus melewati Pasar Minggu. Saat di Pasar Minggu Velly melihat banyak sekali sampah yang berserakan.
            “ Tempat ini begitu kotor,becek dan banyak sampah berserakan. Mengapa orang-orang yang berjualan disini tidak mau bekerja sama untuk membersihkan daerah ini? Apakah mereka belum menyadari dampak dari membuang sampah sembarangan? “ tanya Velly dalam hati setelah melihat keadaan di Pasar Minggu.
            Sesampainya di rumah , Velly langsung mengerjakan pekerjaan rumah yang di berikan gurunya. Setelah mengerjakan tugasnya, Velly ingin berjalan-jalan keluar rumah.Ternyata di dekat Perumahan Rafflesia terdapat sanggar tarian di Bengkulu, Velly berkunjung ke tempat sanggar tari tersebut untuk mengetahui semua tentang kota Bengkulu.Disana Velly di beritahu tentang macam-macam tari yaitu, Tari Persembahan, Tari Andun, Tari Kejei, Tari Pukek,Tari Putri Gading Cempaka, Tari Tabot dan lain-lain. Sejak itu, Velly mulai senang dan menyukai Kota Bengkulu. Velly teringat akan keadaan di Pasar Minggu. Hingga pada akhirnya, Velly berinisiatif untuk menyadarkan masyarakat Bengkulu untuk membuang sampah pada tempatnya mulai dari lingkungan sekolahnya dengan cara menyadarkan dirinya sendiri terlebih dahulu.
            Di sekolah Velly memulai tekadnya untuk membantu masyarakat Bengkulu, pagi-pagi di sekolah Velly langsung piket membersihkan kelas dan membuang sampah. Teman-teman Velly masih belum sadar atas apa yang dilakukan Velly untuk masyarakat Bengkulu.
            Hari demi hari dilalui Velly dengan semangat dari dalam dirinya untuk membantu masyarakat Bengkulu, dengan cara membersihkan lingkungan sekolahnya dan mengambil sampah yang berserakan di jalan lalu di buang ke tempat sampah. Velly tidak pernah menyesal atas keputusan yang ia ambil untuk membantu Kota Bengkulu, kerena Velly merasa ini adalah semua tantangan buatnya. Velly sangat senang akan tantangan dan petualangan.  Hingga pada akhirnya teman-teman Velly menyadari sesuatu.
            “Eh teman-teman selama ini kita semua tidak sadar akan dampak yang terjadi dari perilaku kita selama ini. Selama ini kita berusaha menghancurkan kota kita sendiri, seharusnya kita sadar dan menyelamatkan kota kita. Orang yang bukan berasal dari Kota Bengkulu saja, peduli terhadap kota kita. Kita harus berterima kasih kepada Velly yang selama ini berusaha menyadarkan kita.” ujar Shelvy kepada teman-temannya.
Teman-teman Velly mendatangi Velly dan berkata “ Velly , kami sangat berterima kasih karena kamu telah menyadarkan kami untuk peduli akan lingkungan. Kami sadar bahwa kami orang yang lahir di kota ini tidak mau peduli akan lingkungan kota kami sendiri,sedangkan kamu orang yang baru pindah  peduli akan lingkungan pada kota kami”
“sama-sama”kata vely  dengan tersenyum
Tak terasa sudah 1 semester Velly dan keluarganya berada di Kota Bengkulu. Sampai pada akhirnya tugas kedua orang tuanya Velly selasai setelah Velly menyelesaikan Ujian Semester. Velly dan Keluarganya akan kembali ke Medan setelah pembagian raport . Velly dan teman-temannya menunggu akan datangnya hari pembagian raport. Pada waktu class meeting , Velly dan teman-temannya merasa bahwa diri mereka sudah sangat dekat, mereka selalu bercanda tawa dan berbagi cerita. Kedekatan Velly dan teman-temannya membuat Velly berat untuk meninggalkan teman-temannya yang tinggal di Kota Bengkulu.
Waktu demi waktu berlalu begitu saja, tak terasa waktu pembagian raport pun tiba. Murid-murid berbaris di lapangan. Salah satu guru di SMP Negeri 01 yaitu Ibu Novia yang akan membacakan urutan peringkat tiap-tiap kelas. Kelas Velly kebagian sebagai urutan pertama yang akan dibacakannya nama-nama juara kelas dari peringkat 5 sampai 1. Di saat itu perasaan Velly berubah menjadi sangat tegang.
“Untuk kelas 8.1, peringkat kelimanya adalah…….Winda Rahmawati, peringkat keempatnya adalah…..Vina putri, peringkat ketiganya adalah…..Daffa Rizno , peringkat kedua dari 8.1 adalah….Shelvy Valencya, selanjutnya peringkat pertama dari 8.1 adalah……Vellyticya Callystya.” ucap Bu Novia Dengan nada yang tinggi saat membacakan urutan peringkat.
Dengan respon yang cepat, Velly langsung memeluk teman-temannya dan tersenyum bahagia setelah mendengarkan itu semua. Kedua orang tua Velly diminta untuk mengambil raport Velly , tetapi kedua orang tua Velly kurang mempedulikan prestasi yang Velly dapatkan. Pada akhirnya , guru-guru di SMP Negeri 01 Kota Bengkulu memberitahu dan menyarankan kepada kedua orang tua Velly  untuk lebih memperhatikan dan mengpedulikan diri Velly. Setelah itu, orang tua Velly lebih memperhatikan dirinya.Velly merasa bahagia karena kasih sayang yang diberikan orang tuanya kepada dirinya dan Velly sangat berterima kasih kepada guru-guru SMP Negeri 01 yang telah membuat kedua orang tuannya lebih sayang kepada dirinya. Setelah itu, Velly dan keluarganya berpamitan kepada guru-guru, kepala sekolah dan teman-teman Velly yang ada di SMP Negeri 01 Kota Bengkulu. Perasaan Velly berubah menjadi sedih karena ia tidak mau meninggalkan teman-teman yang berada di Kota Bengkulu. Tetapi , mau tidak mau Velly harus meninggalkan Kota Bengkulu.
Pada Akhirnya, Velly dan keluarganya kembali ke Medan, dengan berat hati Velly untuk meninggalkan Kota Bengkulu tetapi, Velly sangat senang karena mendapatkan pengalaman yang menyenangkan di Kota Bengkulu.

6 komentar:

  1. Seseorang tidak akan pernah berubah menjadi lebih baik jika tidak diberi saran dan kritikan. maka dari itu saya memohon untuk saran dan kritikanya.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus