Hi, semua terima kasih telah mengunjungi blog saya. Semoga blog ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada kita semua. Walaupun blog ini tidak
memiliki kelebihan dan banyak kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
Berikut ini adalah tampilan cerpen anak, selamat membaca !
Keprihatinan Seorang Anak
Velly adalah
seorang anak perempuan yang berasal dari keluarga kaya raya. Ia dan keluarganya
tinggal di Kota Medan. Velly merasa nyaman dan sangat senang berada di Kota
Medan.
“Aku merasa
sangat nyaman dan sangat senang berada di Kota Medan ,karena tempatnya yang
bersih dan orang-orangnya sangat ramah” ujar Velly.
Velly sangat ingin diperhatikan dan disayangi oleh kedua
orang tuanya. Ibunya tidak pernah memperhatikan Velly. Ibunya adalah seorang
wanita karir yang selalu mementingkan pekerjaanya, begitu pun dengan ayahnya
yang selalu sibuk dengan pekerjaan di kantor. Dari kecil hingga sekarang Velly
selalu dirawat oleh Bibi Rika. Velly selalu bercerita kepada Bibi Rika tentang
kejadian dan peristiwa yang melibatkan dirinya sewaktu disekolah.
“Bibi tadi
waktu disekolah temanku ulang tahun, ia di kerjain habis-habisan sampai nangis
, lalu aku dan teman-temanku yang lain langsung memberikan kue ulang tahun
kepadanya. Nama temanku itu Billy” kata Velly kepada Bibi Rika.
“Velly, lain kali tidak boleh usil kepada
temannya” jawab Bibi Rika setelah mendengar cerita Velly.
Velly merasa
nyaman di dekat Bibi Rika , berbeda dengan kedua orang tuannya ia merasa jarak
antara dirinya dengan ayah dan ibunya terasa jauh. Ibu dan ayahnya selalu
pulang malam, sehingga tidak ada waktu untuk mereka berbagi cerita dengan
Velly.
Velly memiliki nama lengkap Vellyticya Callystya. Ia
bersekolah di SMP Negeri 01 Kota Medan, tepatnya berada di jalan Sisingamangaraja . Di sekolahnya Velly
termasuk anak yang pintar dan berbakat dam memiliki banyak prestasi.
Velly sangat menyukai pelajaran fisika, matematika dan bahasa Indonesia. Velly
selalu mengikuti berbagai perlombaan di sekolahnya, terutama lomba baca puisi.
Velly selalu menjuarai perlombaan tersebut, tetapi kedua orang tuannya tidak
menghiraukan semua hal itu karena kesibukan ayah dan ibunya dikantor. Velly
memiliki hobi bernyanyi , membaca dan berenang. Ia juga memiliki paras wajah
yang cantik dan berkulit putih. Velly menjadi primadona di sekolahnya. Banyak
teman lelakinya yang menyukainya. Tetapi , ia selalu menolak dan memilih untuk
lebih fokus ke pelajaran dahulu.
Velly pun pulang kerumah bersama supir pribadinya. Saat
pulang ke rumah adalah saat yang paling tidak menyenangkan bagi Velly.
“Yah, sepi
lagi. Hanya ada Bibi Rika dan Paman Darto di rumah” ujar Velly.
Di rumah , Velly selalu
belajar dan membaca novel untuk menghabiskan hari-hari yang sunyi dan sepi di
rumah.
“ Ding…Dong..”
Bel berbunyi , Velly
bergegas membuka pintu rumah.
“Papa dan mama pulang ,
bagaimana keadaanmu Velly ?” tanya kedua orang tua Velly.
“Papa….. mama ….., keadaan
ku baik-baik saja. Kenapa hari ini mama dan papa pulang cepat?” ujar Velly.
“Papa dan mama dipindah
kerjakan di Kota Bengkulu. Maka dari itu , mama dan papa di minta pulang cepat
untuk menyiapkan pakaian dan barang yang di butuhkan.” jawab kedua orang tua
Velly.
“Jadi, kita akan tinggal di
Kota Bengkulu . Aku tidak mau kesana , aku sudah merasa nyaman disini.” ucap
Velly.
“Velly, mau tidak mau kita
semua harus ke Bengkulu. Nanti disana kita akan tinggal di Perumahan
Rafflesia.” jawab ibu Velly sambil menyiapkan baju yang akan dibawa.
“Baiklah aku setuju jika
memang harus pergi kesana , jadi kapan kita akan pindah ke Kota Bengkulu?”
Tanya Velly dengan nada terpaksa.
“Kita akan pindah ke Kota
Bengkulu besok lusa,Velly” jawab ibu Velly.
Velly pun kembali ke
kamarnya dan menyiapkan barang yang akan di bawa besok lusa.
Disekolah Velly berpamitan dengan teman-temannya , guru
dan orang yang ada di sekitarnya.
“ Kalian adalah teman-teman
terbaik ku , mungkin besok aku sudah berangkat ke Kota Bengkulu Jadi aku ingin
berpamitan kepada kalian semua.” ucap Velly dengan terpaksa.
“Sampai kapan kamu berada
di Bengkulu?” tanya Shinta teman dekat Velly.
“Aku juga tidak tau ,
sepertinya sampai kedua orang tua ku menyelesaikan tugasnya di Bengkulu.” jawab
Velly
Semua teman Velly merasa
sedih karena Velly yang pindah sekolah ke Kota Bengkulu untuk bersama dengan
orang tuanya yang pindah kerja ke Kota Bengkulu.
Velly pun pulang ke rumah. Saat di perjalanan untuk
pulang ke rumah Velly melihat-lihat Kota Medan yang akan ia tinggalkan dalam
beberapa waktu, lewat jendela mobil.
Sesampainya di
rumah, Velly mempersiapkan diri untuk berangkat ke Kota Bengkulu besok hari.
“Bibi, bagaimana suasana di
Kota Bengkulu? ” tanya Velly kepada Bibi Rika.
“Bibi, juga kurang tau
tentang Kota Bengkulu” jawab Bibi Rika.
Velly semakin penasaran
dengan Kota Bengkulu, ia pun ingin mengetahui lebih banyak tentang Kota
Bengkulu, walaupun harus terpaksa meninggalkan Kota Medan. Rasa penasaran Velly
membuatnya ingin pergi melihat Kota Bengkulu.
Akhirnya waktu untuk keluarga Velly meninggalkan Kota
Medan pun tiba, mereka bergegas pergi ke Bandara Kuala Namo. Setelah chek in , mereka pun naik ke pesawat. Di
dalam perjalanan menuju Bengkulu, perasaan Velly bercampur aduk.
“Orang-orang di Kota
Bengkulu sikapnya gimana ya? Bagaimana keadaan orang-orang disana ?” tanya Velly dalam hati.
Akhirnya keluarga Velly sampai di Bandara Fatmawati
setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Velly dan keluarganya bergegas
menuju Perumahan Rafflesia untuk beristirahat setelah melewati perjalanan
menuju Bengkulu. Di dalam perjalanan menuju Perumahan Rafflesia , ibu Velly
melihat-lihat suasana dan keadaan orang yang ada di Bengkulu dan lingkungannya.
“ Velly, kamu jangan
terlalu dekat dengan orang-orang yang ada di Bengkulu, apalagi pergi atau
bermain di tempat yang banyak sampah. Dan jangan pernah mengikuti tingkah laku
orang di Bengkulu ! “ perintah ibu Velly setelah melihat keadaan di Kota
Bengkulu.
“ Memangnya kenapa pada
tingkah laku mereka , bu ?” tanya Velly dengan nada bingung.
“ Velly, semua orang di
Bengkulu ini omongan dan tindakannya pada kasar, pikiran mereka pendek dan juga
bodoh, mereka juga sering membuang sampah sembarangan tanpa memikirkan dampak
yang akan terjadi.” jawab ibu Velly.
Velly hanya mengangguk
mendengar perkataan ibunya, tetapi ia belum percaya sepenuhnya dengan perkataan
ibunya. Velly ingin mencari tahu dan membuktikan kebenaran atas perkataan
ibunya.
Sesampainya
di Perumahan Rafflesia , Velly dan keluarganya mengambil barang bawaan mereka
di bagasi mobil untuk di bawa masuk ke dalam rumah mereka. Mereka pun
beristirahat penuh untuk memulihkan energi mereka karena terkuras selama di
perjalanan menuju Bengkulu.
“Sekarang, kita beristirahat
dulu di sini ! Nanti , kita akan mulai mencarikan sekolah yang cocok untuk kamu
Velly” kata ibu Velly.
“Baiklah, bu “ jawab Velly.
Setelah beristirahat, mereka menyusun pakaian mereka di
lemari dan menata ruangan yang ada di dalam rumah tersebut. Mereka
bergotong-royong membersihkan dan
merapikan rumah tersebut.
Hari untuk mencari sekolah yang tepat untuk Velly pun
tiba, pertama Velly dan keluarganya pergi untuk melihat-lihat keadaan di SMP
Negeri 2 Kota Bengkulu. Velly merasa tidak kurang cocok berada di sana. Setelah
itu, Velly pergi ke SMP 4 dan melihat-lihat metode pengajaran di SMP 4 Kota
Bengkulu. Selanjutnya Velly dan keluarga melanjutkan perlajanan untuk mencari
SMP yang tepat untuk Velly , akhirnya mereka berkunjung ke SMP Negeri 01 Kota
Bengkulu. Setelah melihat keadaan dan cara-cara guru mengajar di SMP Negeri 01
Kota Bengkulu , Velly merasa bingung untuk memilih sekolah. Ia bingung, memilih
SMP 4 atau SMP Negeri 1 Kota Bengkulu. Sampai pada ahkirnya Velly memilih untuk
bersekolah di SMP Negeri 01 karena metode pengajaran yang bagus , lingkungan
yang bersih dan kebutuhan pendidikan yang memadai. Velly pun di terima untuk
bersekolah di SMP 01 Kota Bengkulu karena kecerdasannya.
Hari pertama Velly untuk bersekolah pun tiba, Velly pun
masuk ke dalam kelas dan memperkenalkan diri kepada teman-temannya.
“ Hai, perkenalkan aku anak baru di SMP ini. Nama ku
Vellyticya Callystya. Kamu bisa
memanggilku Velly “ kata Velly sambil mengulurkan tangannya.
“ Hai Velly, nama ku Shelvy Valencya. Kamu bisa memanggilku
Shelvy.” jawab Shelvy sambil berjabat tangan dengan Velly.
Shelvy pun memperkenalkan
Velly kepada teman-temanya. Teman-teman Shelvy merasa senang berteman dengan
Velly. Mereka pun bercanda tawa bersama, berbagi cerita tentang pengalaman dan hobi mereka masing-masing.
Mereka semakin akrab. Velly merasa senang dan nyaman berada di dekat mereka
semua. Hingga pada akhirnya Velly teringat akan perkataan ibunya bahwa semua
orang Bengkulu itu omongannya kasar. Ternyata itu tidak terdapat pada teman-teman
Velly yang bersekolah di SMP Negeri 01 Kota Bengkulu. Di SMP Negeri 01, murid
diajarkan untuk membuang dan memilah sampah dengan benar antara yang anorganik
dan organik. Program Bang Sampah terus dijalankan demi terciptanya lingkungan
yang bersih dan indah. Walaupun telah diajarkan masih ada juga murid yang
nakal, mereka tidak menyadari akibat dari membuang sampah sembarangan.
“ Teeettttt……….teeettttt…….”
Bel pulang sekolah
berbunyi, murid-murid SMP Negeri 01 Kota Bengkulu bergegas untuk pulang ke rumah.
Shelvy dan teman-temannya pulang ke rumah dengan angkutan kota. Pada hari
pertama sekolah ibu Velly tidak ingat bahwa Velly pulang jam 03.00 sore. Sampai
pada akhirnya Velly harus terpaksa pulang bersama Shelvy dan teman-temannya
yang lain dengan angkutan kota tanpa sepengetahuan ibunya. Di dalam perjalanan
menuju rumah Velly harus melewati Pasar Minggu. Saat di Pasar Minggu Velly
melihat banyak sekali sampah yang berserakan.
“ Tempat ini begitu kotor,becek dan banyak sampah
berserakan. Mengapa orang-orang yang berjualan disini tidak mau bekerja sama
untuk membersihkan daerah ini? Apakah mereka belum menyadari dampak dari
membuang sampah sembarangan? “ tanya Velly dalam hati setelah melihat keadaan
di Pasar Minggu.
Sesampainya di rumah , Velly langsung mengerjakan
pekerjaan rumah yang di berikan gurunya. Setelah mengerjakan tugasnya, Velly
ingin berjalan-jalan keluar rumah.Ternyata di dekat Perumahan Rafflesia
terdapat sanggar tarian di Bengkulu, Velly berkunjung ke tempat sanggar tari
tersebut untuk mengetahui semua tentang kota Bengkulu.Disana Velly di beritahu
tentang macam-macam tari yaitu, Tari Persembahan, Tari Andun, Tari Kejei, Tari
Pukek,Tari Putri Gading Cempaka, Tari Tabot dan lain-lain. Sejak itu, Velly mulai
senang dan menyukai Kota Bengkulu. Velly teringat akan keadaan di Pasar Minggu.
Hingga pada akhirnya, Velly berinisiatif untuk menyadarkan masyarakat Bengkulu
untuk membuang sampah pada tempatnya mulai dari lingkungan sekolahnya dengan
cara menyadarkan dirinya sendiri terlebih dahulu.
Di sekolah Velly memulai tekadnya untuk membantu
masyarakat Bengkulu, pagi-pagi di sekolah Velly langsung piket membersihkan
kelas dan membuang sampah. Teman-teman Velly masih belum sadar atas apa yang
dilakukan Velly untuk masyarakat Bengkulu.
Hari demi hari dilalui Velly dengan semangat dari dalam
dirinya untuk membantu masyarakat Bengkulu, dengan cara membersihkan lingkungan
sekolahnya dan mengambil sampah yang berserakan di jalan lalu di buang ke
tempat sampah. Velly tidak pernah menyesal atas keputusan yang ia ambil untuk
membantu Kota Bengkulu, kerena Velly merasa ini adalah semua tantangan buatnya.
Velly sangat senang akan tantangan dan petualangan. Hingga pada akhirnya teman-teman Velly
menyadari sesuatu.
“Eh teman-teman selama ini kita semua tidak sadar akan
dampak yang terjadi dari perilaku kita selama ini. Selama ini kita berusaha
menghancurkan kota kita sendiri, seharusnya kita sadar dan menyelamatkan kota
kita. Orang yang bukan berasal dari Kota Bengkulu saja, peduli terhadap kota
kita. Kita harus berterima kasih kepada Velly yang selama ini berusaha
menyadarkan kita.” ujar Shelvy kepada teman-temannya.
Teman-teman Velly
mendatangi Velly dan berkata “ Velly , kami sangat berterima kasih karena kamu
telah menyadarkan kami untuk peduli akan lingkungan. Kami sadar bahwa kami
orang yang lahir di kota ini tidak mau peduli akan lingkungan kota kami
sendiri,sedangkan kamu orang yang baru pindah
peduli akan lingkungan pada kota kami”
“sama-sama”kata vely dengan tersenyum
Tak terasa
sudah 1 semester Velly dan keluarganya berada di Kota Bengkulu. Sampai pada
akhirnya tugas kedua orang tuanya Velly selasai setelah Velly menyelesaikan
Ujian Semester. Velly dan Keluarganya akan kembali ke Medan setelah pembagian
raport . Velly dan teman-temannya menunggu akan datangnya hari pembagian
raport. Pada waktu class meeting ,
Velly dan teman-temannya merasa bahwa diri mereka sudah sangat dekat, mereka
selalu bercanda tawa dan berbagi cerita. Kedekatan Velly dan teman-temannya
membuat Velly berat untuk meninggalkan teman-temannya yang tinggal di Kota
Bengkulu.
Waktu demi
waktu berlalu begitu saja, tak terasa waktu pembagian raport pun tiba.
Murid-murid berbaris di lapangan. Salah satu guru di SMP Negeri 01 yaitu Ibu
Novia yang akan membacakan urutan peringkat tiap-tiap kelas. Kelas Velly
kebagian sebagai urutan pertama yang akan dibacakannya nama-nama juara kelas
dari peringkat 5 sampai 1. Di saat itu perasaan Velly berubah menjadi sangat
tegang.
“Untuk kelas
8.1, peringkat kelimanya adalah…….Winda Rahmawati, peringkat keempatnya
adalah…..Vina putri, peringkat ketiganya adalah…..Daffa Rizno , peringkat kedua
dari 8.1 adalah….Shelvy Valencya, selanjutnya peringkat pertama dari 8.1
adalah……Vellyticya Callystya.” ucap Bu Novia Dengan nada yang tinggi saat
membacakan urutan peringkat.
Dengan respon
yang cepat, Velly langsung memeluk teman-temannya dan tersenyum bahagia setelah
mendengarkan itu semua. Kedua orang tua Velly diminta untuk mengambil raport
Velly , tetapi kedua orang tua Velly kurang mempedulikan prestasi yang Velly
dapatkan. Pada akhirnya , guru-guru di SMP Negeri 01 Kota Bengkulu memberitahu
dan menyarankan kepada kedua orang tua Velly
untuk lebih memperhatikan dan mengpedulikan diri Velly. Setelah itu, orang
tua Velly lebih memperhatikan dirinya.Velly merasa bahagia karena kasih sayang
yang diberikan orang tuanya kepada dirinya dan Velly sangat berterima kasih
kepada guru-guru SMP Negeri 01 yang telah membuat kedua orang tuannya lebih
sayang kepada dirinya. Setelah itu, Velly dan keluarganya berpamitan kepada
guru-guru, kepala sekolah dan teman-teman Velly yang ada di SMP Negeri 01 Kota
Bengkulu. Perasaan Velly berubah menjadi sedih karena ia tidak mau meninggalkan
teman-teman yang berada di Kota Bengkulu. Tetapi , mau tidak mau Velly harus
meninggalkan Kota Bengkulu.
Pada Akhirnya,
Velly dan keluarganya kembali ke Medan, dengan berat hati Velly untuk
meninggalkan Kota Bengkulu tetapi, Velly sangat senang karena mendapatkan
pengalaman yang menyenangkan di Kota Bengkulu.